Asa Fiqhia
13010114120051
Mengenal
Koleksi Naskah di Museum Sonobudoyo
Hari Sabtu tanggal 5 Mei 2015
kemarin saya bersama Mahasiswa angkatan tahun 2014 Jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia mengadakan KKL ke DIY Yogyakarta. Salah satu tujuan kunjungan KKL tersebut
adalah Perpustakaan Sonobudoyo. Namun sayang mungkin karena kurangnya
koordinasi dan mungkin juga waktu kedatangan kami yang kurang tepat kami gagal
mengunjungi Perpustakaan Sonobudoyo sehingga dari pihak panitia mengambil
inisiatif untuk mengganti destinasi wisata menjadi ke Museum Sonobudoyo.
Jika dilihat dari
jumlah koleksinya Museum Sonobudoyo Yogyakarta adalah museum terbesar kedua di
Indonesia. Total koleksi di museum ini
sebanyak 43.538 buah, jika koleksi yang berbentuk satuan dipecah jumlahnya
bahkan bisa mencapai 62661 buah. Beruntung kami masih bisa melihat naskah kuno
di museum ini, selain naskah museum ini juga mengoleksi berupa Wayang, Topeng, aneka
Logam, Naskah Kuno, Senjata, ukir-ukiran, benda-benda purbakala, mainan
tradisional dan lain sebagainya. Menurut guidenya hanya ada belasan
koleksi filologika yang terpajang di museum sonobudoyo, sementara sisanya ada
di pepustakaan sonobudoyo. Naskah yang dipajang tidak selalu naskah itu-itu
saja, namun selalu diganti dengan naskah yang berbeda serinnya. Koleksi naskah
itu ada yang berbahan Kertas, Lontar, dan Kain, semuanya cukup dalam kondisi
yang terawat ketika saya melihatnya dari balik kaca etalase.
Mengenai perawatan naskah di museum sonobudoyo guide
hanya menjelaskan bahwa perlu pengaturan suhu dan kelembapan tertentu agar
naskah lebih awet dan tidak mudah lapuk, sayangnya guidenya tidak tahu pasti
berapa temperaturnyanya. Naskah juga diberi rempah-rempah untuk menghindari
dirusak serangga. Sedangkan untuk naskah yang rusak akan dioerbaiki oleh bagian
konservasi naskah.
Kini museum sonobudoyo
sedang memulai kembali kegiatan penyalinan naskah yang dulu sempat tertunda.
Digitalisasi naskah juga dilakukan sesuai program pemerintah dengan dibantu
oleh pihak lain terutama perguruan tinggi. Proses Pendigitalisasian naskah ini
dilakukan dengan menggunakan scaner khusus naskah agar tidak merusak naskah dan
hasil foto scan yang dihasilkan juga lebih optimal. Hasil utuh dari digitalisasi naskah tersebut
bisa dinikmati di ruang perpustakaan Museum Sonobudoyo yang gagal kami
kunjungi. Ada sekitar 1400an naskah yang didigitalisasi bisa ditampilkan
menggunakan komputer, sehingga bila kita ingin melihat naskah tidak perlu
meminjam fisik naskah tapi cukup membacanya lewat komputer. Beberapa Naskah
yang ada di museum sonobudoyo bisa dipinjam sebenarnya, namun peminjam harus
memenuhi persyaratan dan perizinan khusus.