Analisis Unsur Intrinsik Cerpen “Kasus Spesial Sang
Spesialis”
I.
Identitas Cerpen
Judul
Cerpen : Kasus Spesial Sang
Spesialis
Pengarang : Agus Sugiyarto
Sumber : Hikayat Mengaji: Antologi puisi dan
cerpen Mahasiswa FIB Undip, Terbitan tahun 2010 oleh Fasindo Press
II.
Analisis Tema
A.
Tema Tradisional
dan Nontradisional
Menurut saya cerpen ini
mengangkat Tema Nontradisonal karena berdasarkan ceritanya yang begitu
realistis. Yang pertama cerita ini menyuguhkan cerita bagaimana setiap orang
itu sebenarnya adalah orang yang baik, artinya ada orang yang terlahir dengan
sifat yang jahat. Tokoh utama dalam cerita ini diceritakan adalah seorang
spesialis pencuri telepon genggam. Awalnya ia tidak berniat menjadi seorang
pencuri, tapi setelah dia di PHK dari pabrik tempat ia bekerja dan karena ia
merasa bertanggung jawab atas kelangsungan hidup keluarganya akhirnya ia
terpaksa mencuri.
Kedua konflik batin
tokoh utama yang diceritakan begitu nyata. Menurut realitasnya tidak ada orang
yang senang setelah dirinya berbuat jahat. Batin tokoh aku selalu bergejolak
tiap kali ia bertindak kejahatan. Ia masih berharap kalau tuhan memeberinya
kesempatan untuk hidup yang lebih baik lagi.
B.
Tema Menurut
Shipley
Menurut Shipley Tema terdiri dari lima tingkat
yaitu:
1.
Tema tingkat
Fisik
Tema karya sastra pada tingkat ini menunjukan
banyaknya aktifitas fisik daripada aktivitas kejiwaan.
Tidak
begitu banyak aktivitas fisik di cerpen ini, aktivitas fisik dalam cerpen ini
hanya intens terjadi saat tokoh utama sedang melakukan tindak pencurian.
2.
Tema Tingkat
Organik
Tema ini menyangkut masalah seksualitas terutama
masalah seksualitas yang menyimpang misalnya penyelewengan, penghianatan, dan
skandal-skandal seksual yang lain. Tidak ada masalah seksualitas dalam cerpen
ini hal ini terjadi karena karena tidak ada tokoh wanita yang berperan dalam
cerita ini. Disebutkan tokon istri si pencuri, namun tidak menimbulkan
permasalan organik karena si pencuri dan istrinya hidup terpisah dan berjauhan
tempat.
3.
Tema Tingkat
Sosial
Tema ini mengangkat masalah kehidupan bermasyarakat
dan masalah-maslah sosial lain seperti Ekonomi, Politik, Pendidikan,
Kebudayaan, Perjuangan, Cinta kasih, hubungan antara atasan dan bawahan, dan
masalah dengan kritik sosial lainnya.
4.
Tema Tingkat
Egoik
Tema tingkat egoik mengangkat masalah yang merupakan
reaksi individu atas masalah sosial. Masalah individualitas itu antara lain
masalah egoisitas, martabat, harga diri, atau sifat manusia lainnya yang
bersifat kebatinan. Banyak masalah sosial yang terjadi di cerpen ini seperti
Tokoh utama yang terkena PHK, keegoisan pencuri yang tidak memikirkan nasib
korbannya, Martabat dan harga diri si pencuri yang juga merupakan kepala
keluarga.
5.
Tema Tingkat
Divine
Masalah yang menonjol dalam tingkat ini adalah
masalah hubungan manusia dengan sang pencipta, maslah religiosits atau masalah
yang bersifat filosofis seperti, pandangan hidup, visi, dan keyakinan. Disini
juga terdapat konflik batin seperti terutama dari pihak tokoh utama itu sendiri.
Yang pertama ia memandang bahwa perbuatan pencuriannya ini memang salah jika
dilihat dari agama atau keyakinan yang ia anut. Namun ia juga yakin tuhan akan
memaklumi dosa-dosannya bahkan yakin tuhan akan memeberinya kesempatan untuk
hidup lebih baik lagi karena visinya menjadi seorang encuri adalah untuk
memenuhi kebuthan anak dan istrinya.
C.
Tema Utama dan
Tema Tambahan
Tema utama dalam cerpen ini adalah masalah sosial.
Sedangkan tema tambahannya adalah konflik batin si pencuri.
III.
Analisis
Pemplotan
A.
Analisis
Peristiwa
a.
Peristiwa
Fungsional
Peristiwa fungsional
dalam cerpen ini ada pada bagian ketika sang tokoh utama di PHK (sejak dua
bulan yang lalu) dari pabrik plastik tempat ia bekerja selama belasan tahun.
Saya menempatkan peristiwa ini sebagai peristiwa fungsional karena peristiwa
inilah yang menjadi penyebab sang tokoh utama mulai terpaksa mencuri dan
akhirnya menjadi spesialis pencuri HP demi memenuhi kebutuhan dirinya beserta
keluarganya di kampung halaman.
b.
Peristiwa Kaitan
Peristiwa Kaitan dalam
cerpen ini ada di bagian awal cerita, dimana pada cerpen ini diawali kronologis
si spesialis pencuri HP menjalankan aksinya. Diceritakan si spesialis pencuri
HP ini mencuri di sebuah kontrakan yang dihuni para mahasiswa yang tertidur
karena kelelahan usai mengurusi acara di kampus mereka.
c.
Peristiwa Acuan
Peristiwa acuan ini terletak di akhir cerita usai si
spesialis pencuri handphone berbicara dengan korbannya. Si korban bertanya
alasan dia menjadi seorang pencuri dan mengapa dia seperti merasa bangga menjadi
seorang pencuri. Usai percakapan lewat telephone itu si pencuri bertanya-tanya
terhadap dirinya sendiri. Dia juga menyesal telah memberi nafkah anak dan
istrinya dengan cara yang tidak halal.
B.
Konflik dan
Klimaks
a.
Konflik
Konflik sebagai bentuk kejadian dibedakan menjadi
dua kategori yaitu:
1.
Konflik fisik –
Konflik batin
-Konflik
fisik dalam cerpen ini ada ketika si pencuri berusaha untuk mengambil handphone
para mahasiswa secara diam-diam.
-Sedangkan
konflik batinnya ada ketika si pencuri merasa bersalah karena tahu bahwa
perbuatannya itu tidak benar. Ia juga merasa telah berdosa telah menafkahi anak
dan istrinya dari cara yang tidak halal.
2.
Konflik
eksternal – Konflik Internal
-Konflik
eksternal dalam cerpen ini lebih mengarah ke konflik sosial dimana si pencuri
nekat mencuri karena di PHK namun ia sadar tetap harus memenuhi kewajibannya
sebagai suami dan ayah untuk menafkahi keluargannya.
-Konflik
Internal terjadi pada batin si pencuri dimana dia menghadapi beberapa hal yang
bertentangan. Yang pertama keinginan ia untuk memenuhi kebutuhan dia dan
keluargannya, keyakinan bahwa tindakan pencurian ini adalah salah taapi disisi
lain dia juga berkeyakinan bahwa ia melakukan pencurian ini karena terpaksa
sehingga ia beranggapan wajar-wajar saja, dan harapan agar tuhan memberinya
kesempatan agar kembali ke jalan yang benar.
b.
Klimaks
Klimaks dalam cerpen ini terjadi saat Junaidi yakni
salah satu mahasiswa yang hapenya juga tercuri menghubungi si pencuri melalui
telephone, disitu terjadi perdebatan sampai suatu ketika perkataan junaidi
membuat pencuri itu mengalami pergolakan batin.
C.
Analisis Alur
Alur
dalam cerpen ini bersifat maju karena urutan kejadian runtut sebagai berikut:
a.
Tahap Pengenalan
Diawali dengan cerita yang menjabarkan alasan tokoh
utama menjadi seorang pencuri.
b.
Tahap Munculnya
Konflik
Si Pencuri mencuri Handphone milik beberapa
Mahasiswa karena terpaksa, sedangkan handphone yang dicuri mahasiswa itu berisi
nomor-nomor penting milik teman-teman, bahkan ada yang berisi nomor milik ibu mahasiswa
yang bekerja sebagai seorang TKI di luar negeri.
c.
Tahap Klimaks
Ada salah seorang korban pencurian handphone yang
menghubungi si pencuri via telephone. Mahasiswa itu bernama Junaidi
mengharapkan agar si pencuri megembalikan sim-cardnya dan teman-temannya tanpa
melaporkan si pencuri ke Polisi. Si pencuri hanya mengiyakan karena dia takut
dirinya dijebak.
d.
Tahap
Penyelesaian
Usai percakapan dengan Junaidi si pencuri merasa
bersalah, ada beberapa perkataan Junaidi yang membuat batinnya bergejolak. Pada
akhirnya dia tahu bahwa tindakan yang dia lakukan adalah salah.
IV.
Analisis Tokoh
dan Penokohan
A.
Berdasarkan
Keutamaan Tokoh
Sekuen Cerpen
1.
Udara pagi
membuat (Aku) Kedinginan
2.
(Aku)
menutupi tubuhnya dengan sarung
3.
Perut (Aku)
Keroncongan
4.
(Aku) melintasi
jalan yang sama yang telah ia lalui
selama tiga hari yang lalu
5.
(Aku)
berhenti di depan rumah nomor 15 (Rumah Kontrakan)
6.
(Aku)
memandangi rumah kontrakan itu dengan penuh ketelitian untuk mencari tempat
dimana ia bisa bersembunyi dengan aman
7.
Terdengar
suara Adzan berkumandang yang membangunkan para penghuni rumah kontrakan
8.
Satu persatu
lampu dalam rumah kontrakan dinyalakan
9.
Para
penghuni saling membangunkan penghuni yang lainnya.
10.
Satu persatu
lampu kembali dimatikan
11.
Para
penghuni keluar dari rumah kontrakan itu untuk bersembahyang di Mushola
12.
Penghuni
terakhir yang keluar kontrakan lupa mengunci pintu
13.
Usai sholat
berjamaah di Musholla para penghuni kembali ke kontrakan mereka
|
14.
Sebagian
penghuni melanjutkan tidur mereka dengan pulas
15.
Sebagian
penghuni yang lain membaca alquran sebentar kemudia ikut melanjutkan tidur
16.
Setelah
keadaan tenang (Aku) keluar dari tempat persembunyian
17.
(Aku)
berjalan dan bersikap tenang layaknya orang yang baru pulang dari Musholl
18.
(Aku) mendekati pintu rumah kontrakan yang
ia tahu tidak dikunci
19.
(Aku)
mendorong pintu rumah kontrakan itu pelan dan tanpa suara
20.
(Aku) masuk
kesebuah kamar yang ada di bagian paling depan
21.
(Aku) melihat
ada tiga orang pemuda yang tertidur pulas di kamar dengan Handphone tepat
di sisi mereka tidur
22.
(Aku) iri
melihat mereka bertiga yang ia tahu adalah seorang aktivis kampus
23.
(Aku)
membayangkan masa-masa ketika ia masih kuliah
24.
(Aku)
menyesali dirinya sendiri yang Drop Out di tengah kuliah
25.
Salah satu
penghuni yang tertidur di pojokan kamar menguap
26.
(Aku)
tengkurap ke bawah lantai
27.
Tak berapa
lama kemudian (Aku) langsung mengambil ketiga handphone mereka dengan
cekatan
28.
(Aku)
langsung bergegas pergi keluar dari rumah kontrakan itu
29.
Matahari
mulai menampakkan sinarnya di pagi yang merah cerah
30.
Matahari
lalu menyinari dengan terik mendidihkan setiap ruangan di kamar kos
sempit (Aku)
31.
(Aku) banyak
mengeluarkan keringat
32.
Kasur yang
ditiduri oleh (Aku) basah dan kempes oleh keringat
33.
Lagu nuansa
bening tiba-tiba terdengar memenuhi kamar (Aku), yang tak lain berasal dari
sala satu hape yang dicuri
34.
(Aku)
mematikan panggilan telephone itu
35.
(Aku)
mencoba untukmelanjutkan tidur lagi
|
36.
Beberapa
saat kemudian giliran handphone yang lain yang berbunyi
37.
Tanpa
membuka mata (Aku) kembali memutuskan panggilan telephone itu
38.
(Aku)
menggumam kesal
39.
(Aku)
mematikan handphone yang ketiga sebelum berbunyi seperti yang lain
40.
(Aku)
kembali menghempaskan tubuhnya ke kasur
41.
Handphone
yang tidak dimatikan kembali berbunyi
42.
(Aku) jengkel lantas bangun hendak
membanting handphone itu, namun tidak jadi ketika ia melihat foto keluarga
yang ia gantung di dinding kamarnya
43.
Ia teringat
keluargan (Aku) di kampung halaman pasti menantikan uang kiriman dari (Aku)
yang baru tiga bulan yang lalu di PHK dari pabrik plastik tempat ia bekerja
dahulu.
44.
(Aku)
meratapi nasibnya yang menjadi seorang pengangguran sehingga
memeksanyauntuk melakukan pekerjaan yang tidak halal demi menhidupi diri
dan keluarganya.
45.
(Aku)
membuka sms dari handphone yang baru berbunyi tadi
46.
Junaidi yang
merupakan salah satu pemilik handphone yang dicuri (Aku) menanyakan
keberadaan handphone itu kepada (Aku) lewat sms
47.
(Aku)
membalas sms Junaidi agar tidak berharap handphone kembali
48.
Junaidi menanyakan
mengapa (Aku) menjadi dan bangga menjadi seorang pencuri
49.
Junaidi
menanyakan mengapa (Aku) tega memberi makan keluarganya dengan uang yang
didapat dari cara yang diharamkan
50.
(Aku) memaki
Junaidi dan menyuruhnya agar jangan sok tahu
|
51.
Junaidi mengikhlaskan
handphonenya dibawa (Aku) tapi ia berharap agar sim-card miliknya dan milik
teman-temanya dikembalikan karena berisi nomor-nomor penting.
52.
(Aku)
menuduh Junaidi hendak menjebaknnya
53.
Junaidi
menjamin bahwa itu bukan jebakan
54.
(Aku) hanya
sekedar mengiyakan keinginan Junaidi tanpa berniat mengembalikan sim-card
mereka
55.
Junaidi
mengucapkan terimakasih
56.
(Aku)
menonaktifkan handphone itu
57.
Kata-kata
Junaidi terbayang-bayang di pikiran (Aku)
58.
(Aku)
mengalami konflik batin
59.
(Aku)
memandangi foto keluaganya
60.
(Aku)
menangisi keadaanya ia berharap tuhan memberinya kesempatan untuk hidup
lebih baik lagi nantinya.
|
a.
Tokoh Aku (Tokoh
Utama utama)
b.
Penhuni
Kontrakan (Tokoh Tambahan utama)
c.
Junaidi (Tokoh
Utama Tambahan)
d.
Keluarga si Aku
(Tokoh Tambahan tambahan)
B.
Berdasarkan
Peranan Tokoh dalam Cerita
a.
Tokoh Protagonis
Tokoh Protagonis adalah tokoh yang kita kagumi yang
populer dengan sebutan hero. Tokoh
protagonis merupakan tokoh yang mengejawantahkan norma-norma dan nilai-nilai
yang ideal berlaku di masyarakat. Dalam cerpen ini toko yang bisa dogolongkan
kedalam tokoh protagonis menurut saya adalah:
1)
Junaidi
Tokoh
ini adalah tokoh yang paling kentara peranan protagonisnya, disini kita dapat
menyimpulkan bahwa Junaidi adalah sosok yang Bijaksana. Ketika berhasil
menghubungi tokoh Aku yang merupakan
orang yang mengambil handphone miliknya dan milik teman-temannya ia
menghadapinya dengan tenang dan tanpa emosi, padahal di dalam handphonenya terdapat
nomor penting yaitu nomor telephone ibunya yang bekerja sebagai TKI di Taiwan.
Ketika Aku bersikeras tidak mau
mengembalikan handphonenya ia tetap berlaku bijak yaitu dengan hanya memintanya
mengembalikan sim-cardnya saja.
2)
Penghuni
Kontrakan
Penghuni
Kontrakan atau bisa juga disebut sebagai teman-teman Junaidi juga termasuk
tokoh Protagonis menurut saya. Alasan saya memasukanya kedalam tokoh protagonis
ada di bagian kutipan berikut ini
Sholat
subuh telah selesai dilaksanakan dan para penghuni kontrakan itu pun
kembali. Mereka akan masuk ke dalam kamar masing-masing. Sebagian akan
langsung kembali memejamkan mata dan tidur pulas. Dan sebagian lagi akan
membaca alquran sebentar lalu juga akan mematikan lampu untuk kembali tidur
lagi.
|
Pada
kutipan di atas terlihat bahwa para penghuni kontrakan itu adalah orang-orang
yang cukup religius. Lalu para penghuni kontrakan itu juga seorang aktivis di
kampus mereka, hal ini terlihat pada kutipan berikut
,,mereka
tentu kelelahan setelah kemarinmalam sibuk mengurusi acara di kampus
mereka. inilah para aktivis kampus betapa sesungguhnya aku sangat iri
kepada mereka. Andai saja aku bisa, aku ingin kembali ke masa lalu. Aku
ingin memperbaiki kekeliruanku. Seharusnya aku seperti mereka, menjadi seorang
aktivis, melakukan kegiatan-kegiatan positive dan inovatif, membangun
jaringan untuk masa depan,,,,,
|
3)
Aku
Sebenarnya
saya agak ragu memasukan tokoh aku kedalam tokoh protagonis, tapi setelah saya
analisis lebih lanjut tokoh aku memang sedikit memiliki peranan protagonis
setidaknya untuk para keluarganya. Dia adalah sosok kepala yang bertanggung
jawab yah meskipus caranya salah. Ia juga mengakui bahwa perbuatanya itu salah.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut.
Bapak
malu kepada kalian, tapi hanya ini yang bisa bapak lakukan. Semoga nasib
kembali menarikku ke jalan yang lebh baik.
|
b.
Tokoh Antagonis
Satu-satunya
tokoh antagonis yang muncul dalam cerita ini adalah tokoh Aku. Seharusnya walaupun keadaan sangat mendesak dia tidak boleh
memikirkan cara yang instan dengan menjadi seorang spesiali pencuri telephone
selular. Tokoh Aku juga tidak peduli
dengan nasib Junaidi dan kawan-kawannya, padahal di dalam handphone yang ia
curi terdapat nomor-nomor penting seperti nomor ibunya Junaidi yang bekerja di
Taiwan dan Nomor keluarga teman Junaidi yang ada di Aceh dan pulau bintan.
c.
Tokoh Tritagonis
Tokoh
tritagonis dalam cerita ini adalah keluarga si Aku yah pada dasarnya keluarga si Aku ini lah yang menjadi
motivasi tokoh si Aku untuk lebih baik lagi.
C.
Berdasarkan
Perwatakannya
1)
Tokoh Sederhana
Tokoh
sederhana dalam cerita ini adalah Junaidi dan Kawan-kawan serta Keluarga si Aku. Tingkah laku mereka tidak pernah
menyimpang dari watak mereka.
2)
Tokoh Bulat
Tokoh
bulat dalam cerita ini dipegang oleh tokoh utama yaitu tokoh Aku. Awalnya kita akan menyimpulkan
bahwa tokoh Aku adalah sepenuhnya
memiliki karakter yang jahat, Namun ternyata tidak, dia berbuat jahat karena ia
merasa bertanggung jawab atas kehidupan keluarganya padahal saat itu keadaannya
sangat tidak memungkinkan karena ia sudah kena PHK.
D.
Berdasarkan
Perkembangan Perwatakan Tokoh
1)
Tokoh Statis
Tokoh
statis dalam cerita ini adalah Junaidi dan Penghuni Kontrakan lainnya. Sejak
awal reaksi mereka sama atas berbagai aksi yang dilakukan tokoh Aku.
2)
Tokoh Berkembang
Tokoh
berkembang dalam cerita ini dipegang oleh tokoh utama yaitu tokoh Aku. Awalnya kita akan menyimpulkan
bahwa tokoh Aku adalah kepala
keluarga baik-baik yang bekerja dengan tekun di sebuah pabrik. Kemudian
karakternya berubah menjadi jahat semenjak ia kena PHK, karena tidak memiliki
modal dan ketrampilan khususs ia terpaksa menjadi seorang pencuri. Ia terus
menjadi pencuri sampai suatu ketika dia berdialog dengan Junaidi tentang
kebanggaan dia menjadi seorang Pencuri. Hal ini membuat hatinya bergejolak, ia
mengalami konflik batin. Dalam hati kecilnya ia sama sekali tak bangga menjadi
seorang pencuri, dalam hatinya ia merasa berdosa karena telah memberi makan
anak dan istrinya dengan cara yang tidak halal. Ia hanya berharap semoga suatu
saat tuhan memeberinya kesempatan untuk memeiliki kehidupan yang lebih baik
lagi.
E.
Berdasarkan
Pencerminan Tokoh
1)
Tokoh Tipikal
Tidak
ada tokoh tipikal dalam cerita ini, tidak ada tokoh yang di gambarkan penulis yang
mirip dengan tokoh nyata.
2)
Tokoh Netral
Semua Tokoh
dalam cerita ini bersifat netral, tokoh-tokoh dalam cerita ini sengaja
diciptakan penulis tanpa bermaksud merujuk siapapun.