Tiga Tahun bersama E-pink





Ada yang bilang masa SMA itu lebih indah dari masa Kuliah? Well aku tidak sepenuhnya setuju akan hal itu. Kenapa? Karena aku rasa tiap masa memiliki sense tersendiri,  Karena setiap masa tidak hanya diisi oleh hal yang baik saja namun hal buruk kadangkala pula mengikuti tanpa kita perkenankan. Di setiap masa entah itu masa TK, masa SD, masa SMP, masa SMA, ataupun masa kuliah kita pasti memiliki teman dekat ataupun sahabat, ya kecuali kamu memiliki kepribadian yang Introvert dan anti sosial. Teman dekat yang semula hanya sekadar teman tersebut hadir dan sangat berperan dalam kehidupan kita tanpa kita sadari.
Devi Ayu Anggraeni, Gita Puspitasari, Muwafikoh, Rafida Azzundhani, dan Asa Fiqhia di dalam kelas B jurusan bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2014 kita adalah satu genk yang kita namai E-Pink. Jangan dikira kami menamai itu karena kami ngefans dengan A-pink girlband korea yang unyu-unyu innocent itu. Jangan dikira juga kami menamai itu karena wajahku sebelas-duabelas sama Yoon Bomi 😀. Nama E-pink kami sematkan karena suatu hari tanpa disengaja kita memakai baju dengan warna yang sama, warna itu tentu bisa kalian tebak. PINKK!!!! Pastinya.
Awalnya aku hanya kenal dengan Gita saja, ketika jaman maba dulu aku memberanikan diri menyapa wajah judesnya itu dengan ramah (oke meskipun wajah ramahku itu sering terkesan freak and fake jatuhnya, tapi anggap saja wajahku saat itu ramah). “haii kamu aku Asa, kamu?”  begitulah sapaku kepadanya, ia tertegun sejenak lalu menjawab singkat “Gita”. Setelah beberapa obrolan yang tidak kuingat dengan jelas detilnya kita pun akhirnya sama-sama tahu bahwa kita adalah teman satu rusun. Esoknya dia selalu menghampiriku untuk berangkat ke kampus bareng. Ya mungkin perjalan pulang dan pergi ke kampus itulah yang akhirnya mendekatkan kami. Orang yang sering serakah tidur dikamarku ini adalah orang yang akan kupalaki ketika aku kelaparan dan tidak punya uang. Kesanku setelah tiga tahun bersama, dia adalah orang yang cukup perhitungan tapi tidak pelit, sangat peka terhadap situasi tapi kurang sensitif terhadap kondisi, Mudah ditebak, Orang yang paling malesin kalau lagi ditungguin (padahal enggak dandan, tapi siapnya lama), Perhatian, dan yang paling istimewa adalah dia enggak baperan kalau aku marahin, wkwkwkwk.
Kemudian ada Rafida Azzundhani, tidak jelas kapan aku mulai dekat dengannya. Sosok ini tak kusadari keberadaanya ketika jaman maba. Aku bahkan hanya sekedar tahu namanya saja dari Marwa teman sekamarnya yang kebetulan teman dari teman sekamarku (duh kok bahasane angel). Sosok yang bernama rafida ini baru kusadari keberadaanya ketika pulang dari kuliah Reading Comprehention ini tiba-tiba ia dengan suara serak-serak basahnya memberikan wejangan tentang pengalaman cintanya kepada beberapa teman sekelas yang berkumpul membentuk lingkaran di tengah Crop circle. Cewek yang katanya kalau dirumah memiliki imej yang alim ini paling punya dua kepribadian yang bertolak belakang, Di hari yang sama dia bisa menjadi sosok yang perfeksionis di pagi hari lalu tiba-tiba di sore harinya ia bisa berubah menjadi sosok yang apa-adanya.  Dia yang paling rajin belajar diantara kami. Meskipun ia menyangkalnya karena dia merasa membaca itu bukan bagian dari belajar. Yaps, pada akhirnya niat rajin belajarnya itu membuat dia berhasil mendapatkan IPK tertinggi di kelas kami sehingga dia menjadi sosok menduduki pencarian paling atas menjelang deadline pengumpulan tugas. Kesanku setelah tiga tahun bersamanya adalah: Kompetitif, Tidak suka diperintah, dapat diandalkan, Ambisius, Loyal terhadap teman, kepoan, sedikit Player.
Selanjutnya ada Devi Ayu Anggraeni, yang menduduki peringkat teratas sebagai gadis terlugu dan ternaif diantara kami. Kedekatanku dengannya karena suatu tragedi ketika dia menjadi korban plagiasi. Saat insiden itu terjadi aku hanya berfikir bagaimana mungkin dia bisa memperlihatkan tugasnya segampang itu, padahal sudah jelas pak Redy sudah mewanti-wanti akan memberikan sanksi kepada yang diplagiasi dan yang memplagiasi. Ahhh akhirnya aku tahu, karena kepribadiannya begitu unik. Di dunia yang sangat kejam ini dia selalu berbuat baik kepada siapa saja, tanpa tahu kebaikannya itu mungkin akan dimanfaatkan orang lain. Well devi ini adalah orang yang tidak akan pernah menolak ketika kamu meminta tolong kepadanya, meskipun permintaan itu sulit, meskipun permintaan tolong itu ia tahu akan mempersulit dirinya sendiri. Tapi sekarang udah agak mendingan, sedikit demi sedikit ia mulai bisa menolak dengan permintaan tolong yang ia tak bisa turuti. Menurutku secara pribadi dia adalah orang yang suka menyimpan segala sesuatunya seorang diri. Keluhan, Kejengkelan, Kedongkolan, Kekesalan, pada seseorang mampu ia tutupi secara rapih, akan tetapi ketika kedongkolan itu memuncak BOMMMM!!! Akan meledak seperti bom atom. Jadi jangan buat orang ini emosional ya,,, kesanku setelah tiga tahun bersamanya Innocent, memiliki kecenderungan Psikopat, suka menolong, Perhatian, mudah menangis tapi sebenarnya memiliki hati yang kuat.
Yang Terakhir ada Muwafikoh, panggil saja dia Muaa. Ketika kos-kosanya devi masih di daerah baskoro kami sering mampir ketika ada jeda kuliah, nah disitulah kedekatan kami bermula. Anak pesisir Kendal yang memiliki suara 8 oktaf ini memiliki banyak sekali kosa kata ajaib yang sangat asing bagi penduduk bumi. Akan tetapi dia memiliki pribadi yang jujur, secara gamblang dia akan berkata jelek jika itu memang jelek baginya, dan akan berkata bagus jika menurut dia bagus singkatnya dia adalah orang yang tidak suka basa-basi. Dia adalah juara dua setelah aku sebagai orang paling gabut diantara kami. Dari luar dia memang memilki pribadi yang cuek seolah-olah dia tidak perlu tahu apa yang terjadi di sekitarnya tapi sebenarnya dia adalah orang yang paling sensitif diantara kami. Jangan pernah menontonkan hal-hal yang ngenes kepadanya atau matanya akan sembab. Jangan pula berani menyenggolnya ketika moodnya lagi buruk atau suara delapan oktafnya itu akan langsung menggelegar di depanmu. Kesanku setelah tiga tahun bersama, mageran, sensitif, cuek, apa adanya.
Begitulah kami, meski seringkali terjadi pertengkaran kecil diantara kami namun aku rasa itu wajar. Meski kita jarang punya quality time bareng, meski rencana lost in semarang kita gagal, aku ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya. Semoga persahabatan kita awet sampe maut memisahkan. Terimakasih karena sudah mau repot-repot memahamiku yang suka berubah-ubah mood. Terimakasih atas segala suka yang akan menjadi kenangan indah dan duka yang yang akan menjadi pengalaman untuk jauh lebih kuat. Ceilehhh alay banget guee....
 
Bonus pict 😂

Curhatan Mahasiswa Semester Enam




hai hai hai
setelah sekian lamanya lama nggak nulis di blog akhirnya dapat wangsit juga buat nulis seseuatu di blog yang pengunjungnya tidak seberapa ini. btw terimakasih sosiolinguistik, terimakasih dialektologi, dan tetntunya tak ketinggalan terimakasih pula Linguis Historis Komparatif berkat kalian titik kejenuhanku telah terakumulasi sampai ke tahap maksimal sehingga melahirkan tulisan tak bermutu ini :v sekedar info pada saat tulisan ini dibuat aku masih berstatus sebagai mahasiswa semester 6 jurusan bahasa dan sastra indonesia. Oke nggak penting
Di semester ini orang-orang akan mulai menanyaimu pertanyaan-pertanyaan horor seperti:
#HororLevelSatu
“Gimana? Udah mulai nulis Skripsi?”
“Target lulus delapan semester jadi kan?”

#HororLevelDua
“Kapan Lulus?”
“Kapan Wisuda?”

#HororLevelTiga
“IP dan IPK semester ini masih bisa terselamatkan kan?
“Mau langsung kerja atau lanjut S2?”

#HororLevelDewa
“entar kalau udah lulus mau kerja dimana?”
semester 6 adalah semester dimana kamu terjebak di sebuah lembaga pendidikan yang bernama kampus. Dilanjut sakit ditinggal kesanya nanggung. Semester dimana kamu sering berkhayal kamu menemukan tas kresek berisi jutaan rupiah di jalanan yang sepi, tapi tentu itu mustahil karena pada akhirnya kamu harus bertindak layaknya para ahli ekonomi yang lihai dalam membuat perhitungan dana untuk Beli buku-buku pengantar di Awal semester, Biaya Hidup di tanah Rantauan, Kebutuhan mendadak (Hape rusak misalnya L), Biaya KKL, Persiapan biaya buat KKN, dsb. Semester dimana kamu akan mulai terpincang-pincang menyelesaikan lemparang tugas-tugas dari dosen yang memborbardir semangat lulus tepat waktumu. Semester di mana mahasiswa jawa berkata:
“ahhh kapan luluse?” (bagi mahasiswa Jomblo)
“ahh pingin ndang pingin tag tinggal nikah wae” (bagi mahasiswa mapan atau mahasiswi yang punya pacar mapan) #Nahloh
Sorry!!! Mahasiswa jomblo dilarang baper!!!!
Ya sudahlah segini aja yang nulis masih baper #nahloh
Nggak mutu ya?
Nyesel kan bacanya?
Oke maafkan
Bye