Permainan Tradisional yang pernah aku mainkan



Semua orang pasti suka atau pernah bermain, entah itu permainan tradisional, modern, ataupun, permainan elektonik. Bermain juga penting karena disamping mengusir kejenuhan, Bermain bisa berfungsi sebagai media pembelajaran dan olahraga yang menyenangkan. Disini aku akan bercerita sedikit tentang permainan tradisonala yang dulu pernah aku mainkan, cayyyooo!!!
1.      Rumah-rumahan
Dulu di desaku banyak sekali pengusaha konveksi. Hadirnya usaha konveksi itu tentu menghasilkan limbah hasil produksi yang ternyata bisa dimanfaatkan dengan kreatif oleh anak-anak kecil di desaku dahulu. Berbekal bujur (tali temali yang terbuat dari kain) dan rumpun pohon pisang saja kita sudah bisa menggunakannya untuk membuat rumah pohon. Ada kalanya rumah-rumahn yang kita buat tidak diatas pohon, tapi di permukaan tanah, bahan yang digunakanpun masih sama sederhananya yaitu Roll kain yang panjang, ranting kayu, bambu, plastik, ataupun kardus. Rumah-rumahan itu biasanya kita gunakan sebagai markas setelah berpetualang, tempat bersantai dimalam hari sambil bakar-bakar singkong dan ubi, ataupun hanya sekadar tempat untuk bermalas-malasan. Biasanya aku bermain rumah-rumahan bersama kakku dan para tetannggaku. Karena aku cewek dan paling kecil sendiri jadi aku tak pernah membantu mereka membuat rumah-rumahan itu hahaha :D
2.      Misi dan Petualangan
Rimbunya kebun yang hampir menyerupai hutan, Hamparan sawah yang membentang luas, derasnya air sungai yang mengalir, menjadi salah satu tempat favorit anak-anak di desaku dulu untuk bermain, meskipun aku cewek aku juga pernah ikut mencari ikan dan udang di sungai, mandi di sawah setelah seharian mencari belut, nyolong mencari singkong dan ubi serta buah-buahan lain yang bisa dimakan. Waktu kecil aku pernah ikut nyolong  mencari bunga di sebuah rumah yang cukup elit di desa kami saat itu, setelah misi berhasil kami memberikan bunga itu kepada emak. Maksud hati ingin mendapat pujian, tapi apa daya kami malah dimarahi habis-habisan karena emak tahu bunga itu kami dapat dari rumah orang lain tanpa izin :3
3.      Petak Umpet
Permainan ini sangat asyikk dilakukan saat malam hari terutama saat mati lampu dan padang bulan, aku biasa bermain petak umpet dengan para tetangga di lapangan badminton dekat rumahku, biasanya kita juga membuat perturan khusus seperti tidak boleh bersembunyi di dalam rumah dan membuat batas daerah untuk bersembunyi. Kalau ingat ini jadi mikir dehh kok dulu aku berani sembunyi di kebun bambu belakang rumahku :o permainan ini berhenti sampai ada yang nangis karena terus-terusan jaga :v permainan ini kadang juga berlanjut sampai kemalam-malam berikutnya.
4.      Sepak Bola
Untuk permainan ini sih aku tidak begitu jago, biasanya aku cuma jadi penonton atau pesuruh yang kerjanya membelikan es lilin ditempatnya mbak Raudhah ataupun mbak Nisroh :3 permainan ini tidak seserius sepak bola sungguhan. Gawang yang kami gunakan mungkin hanya terbuat dari sandal jepit yang ditata sebegitu rupa, pengaturan pemain pun tidak ditentukan, Cuma bisanya anak yang agak gemuk pasti jadi langganan sebagai kiper. Kami bermain sepulang mengaji dan berakhir ketika si pemilik bola hendak pulang atau karena adzan maghrib berkumandang.
5.      Boi-boinan
Permainan yang  dimainkan oleh dua orang tim ini tak kuketahui bahasa indonesianya apa -__-  alat yang dibutuhkan Cuma 2 yaitu bola kasti dan genteng yang dipecah kecil-kecil. tim yang menang adalah tim yang berhasil menumpuk dan menyusun kembali susunan pecahan genteng yang telah dirusak menggunakan bola kasti.
6.      Trail-trailan
Moment saat pertama kali kita bisa naik sepeda mungkin termasuk  moment yang tak terlupakan. Dulu kakak-kakakku pernah membuat lintasan sepeda di belakang rumah kami. Membuat lintasan itu bisa dibilang proyek misi yang cukup memakan waktu, karena kita harus membersihkan kebun dari sampah daun yang ada sambil ditemani nyamuk yang dengan setianya menghisap darah kita. Namun kerja keras itu akan terbayar ketika lintasan sudah jadi, bebekal sepeda masing-masing yang telas diganjal botol plastik aqua di bagian jerujinya agar mengeluarkan suara nggeber menggelegar lanlu kita berimajinasi layaknya pemain jumping profesional :3
7.      Masak-masakan
Permainan masak-masakan ini sangat tradisional banget, hampir semua bahan-bahannya kita ambil dari alam. Daun pisang sebagai bungkusnya, tanah sebagi nasinya, batu bata yang ditumbuk sebagai sambalnya, tali inang yang biasa tumbuh di tanaman pagar sebagi mie nya dan lain sebagainnya. Bisanya aku bermain bersama tetanggaku yang lebih muda dariku ataupun sepupu-sepupuku yang seusia denganku. Kadang permainan ini sering membuat dongkol karena kita berebut sebagai penjual makanannya bukan pembelinnya. Ahh mata uang dalam permainan ini pun unik, yaitu dengan menggunakan dau waribang/grembel  makin besar daunnya makin besar pula nilai mata uangnya :D
Sebenarnya masih banyak sih permainan tradisional lain seperti Dongglongan/Enggrang, Bentik, Jengklek, Candak Tonkrong, dan lain sebagainya yang ingin aku jelaskan, Cuma pasti kalau aku jelaskan pasti terlalu panjang. Setiap permainan selalu memiliki manfaat dan resiko sendiri-sendiri. Nilai plus dalam permainan tradisional adalah mengajari kita kerjasama, solidaritas, dan mengembangkan saraf sensorik serta motorik kita secara langsung. Semoga permainan-permainan ini tetap ada, dan tentunya akan tetap ada jika kita melestarikannya. Jadi tunggu apa lagi kawan.... ayooo main :D :D