Analisis Drama “Bila Malam Bertambah Malam” Karya Putu wijaya



I.     Resensi Drama
A.    Sinopsis
Drama ini bercerita tentang  seorang gadis sudra bernama Nyoman. Ia hidup dan bersekolah dari seorang janda beranak satu  bernama Gusti Biang yang merupakan seorang  bangsawan.  Mungkin karena merasa telah menghidupi Nyoman-lah Gusti Biang bersikap kasar dan semena-mena kepadanya. Tidak tahan dengan perlakuan Gusti Biang, Nyoman pun pergi. Setelah kepergian Nyoman, Wayan malah membuat situasi semakin panas dengan memberi tahu bahwa anak dari Gusti Biang yaitu Ngurah sudah bertunangan dengan Nyoman. Gusti Biang murka mngetahui hal tersebut, apalagi ketika Ngurah membenarkan pernyataan Wayan, akhirnya Gusti Biang langsung mengusir Wayang. Saat ketiganya sedang adu mulut, Ngurah mengetahui kalau ternyata Wayan adalah ayah kandungnya, namun Ibunya merasa malu karena Wayan berasal dari kasta Sudra. Wayan dan Ngurah mencoba menjelaskan betapa Ngurah sangat mencintai Nyoman. Merasa memiliki nasib yang sama yaitu cinta yang tidak bisa bersatu karena perbedaan kasta, Gusti biang pun akhirnya mengizinkan Ngurah untuk menyusul Nyoman. Gusti biang bersedian menerima wayan kembali tanpa memandang dari kasta mana ia berasal.

B.     Kelebihan Drama
Menurut saya pemilihan latar untuk tema cerita ini sangat pas. Adanya campuran bahasa bali dalam penyusunan naskah drama ini juga semakin memperkuat latar dalam drama ini.

C.     Kekurangan Drama
Drama ini memiliki topik yang kuat yaitu tentang perbedaan kasta, namun agak aneh juga Gusti Biang tokoh yang semula digambarkan sangat menjunjung tinggi perbedaan kasta akhirnya luluh begitu saja. Itu kurang realistis bagi saya. Lalu penggambaran tokoh Nyoman yang menjadi salah satu pemicu konflik juga kurang detail.

D.    Sasaran
Drama ini mengandung banyak sekali caci-maki dan sumpah serapah untuk itu anak di bawah yang menikmati drama ini haruslah dibimbing oleh orang tua. Drama ini cocok untuk usia remaja ke atas, karena unsur-unsur percintaan sangat kental dalam drama ini.

II.  Hubungan Drama dengan unsur-unsur drama
A.    Alur : Maju
1.      Eksposisi
-Adegan Nyoman sedang menyiapkan makan malam untuk Gusti Biang
-Wayan mengampelas patung.

2.      Konflik
-Nyoman dimaki-maki oleh Gusti Biang ketika terus-terusan menawarkan obat, padahal kondisi Gusti biang memang sedang sakit.
-Nyoman pergi dari rumah Gusti Biang karena sudah tidak tahan dengan perlakuan Gusti Biang

3.      Komplikasi
-Gusti Biang marah ketika Wayan memberitahukan bahwa Nyoman adalah tunangan anaknya.
-Gusti Biang juga mengusir Wayan.

4.      Klimaks
-Ngurah membenarkan pernyataan Wayan bahwa ia sangat mencintai Nyoman.
-Ngurah mengetahui bahwa ayahnya yang sebenarnya adalah Wayan.


5.      Resolusi
-Gusti Biang memperbolehkan menyusl Nyoman
-Wayan diterima kembali oleh Gusti Biang


B.     Tokoh
1.      Protagonis        : Nyoman (tabah, sopan)
2.      Tritagonis         : Ngurah (setia kepada Nyoman, Jujur)
3.      Antagonis         : Gusti Biang (pemarah, kasar, perhitungan)
4.      Kontagonis       : Wayan (setia kepada Gusti Biang)

C.     Latar
1.      Tempat : rumah kediaman Gusti Biang, perabotan serba mewah, di ruang depan ada kursi goyang dan kursi tamu
2.      Waktu   : malam hari
3.      Suasana            : tegang, penuh dengan perdebatan

D.    Tema: Perbedaan kasta.
Amanat: Jangan memandang rendah atau menganggap remeh terhadap orang lain