Ternyata aku ini tukang kibul :D



Halo para omnivora yang sudah merelakan sedikit kuotanya untuk membaca postingan saya kali ini :) kali ini saya akan bercerita sedikit tentang kebiasaan buruk saya yang mungkin hanya beberapa orang terdekat saya yang tahu. Sebenarnya ini juga nggak terlalu sering saya lakukan juga sih, Cuma kadang kalau momentnya pas dan orangnya gampang percayaan entah kenapa iseng aja pingin ngibulin orang hahahaha :D lewat postingan ini saya berharap kebiasaan saya ini sedikit berkurang bahkan kalau bisa kebiasaan ini nggak akan saya lakukan sama sekali nantinya. Lewat postingan ini saya juga mau minta maaf kepada orang yang pernah menjadi korban kibulan saya o:o berikut daftar kibulan terbesar saya
1.       Aksi pengkibulan saya yang pertama terjadi waktu aku masih kecil. Saat itu sepulang mengaji dari TPQ terdengar suara tukang sate ayam keliling yang sedang menjajakan dagangannya. Aroma yang tercium dari asap pembakaran sate yang mengepul begitu menggodaku, mas rif’an, dan mas upal. Akhirnya setelah merayu emak kami mendapat uang seribu rupiah untuk kami bertiga belikan sate (waktu itu Rp.1000 dapat tiga tusuk sate). Aku yang paling kecil otomatis dimanfaatkan kedua kakakku sebagai kandidat pembeli sate. Aku pun berangkat membeli sate, tapi begitu sate itu tanganku aku tidak kuat menahan godaan untuk serakah dan memakan ketiga-tiganya saja. Sepertinya tiga tusuk daging ayam yang dibakar dengan bumbu kacang dan kecap itu berteriak dan menghasutku untuk segera memakannya selagi hangat. Aku pun memutuskan untuk memakan semuanya. Begitu pulang tentu kedua kakakku sudah menghadang untuk meminta jatah satenya. Takut dimarahi karena telah memakan semuanya aku malah menangis dan dengan mulut yang masih belepotan saus sate aku enteng menjawab kalau satenya jatuh ke tanah. Awalnya emak dan mas upal kelihatanya percaya, namun tidak dengan mas rif’an dia malah menginterogasiku dan bertanya di mana aku menjatuhkan sate itu. Aku bungkam tak bisa menjawab, dan mas rif’an dengan rajinnya mencari-cari di sepanjang jalan dimana aku menjatuhkan sate itu. Karena tak ada bukti yang membenarkan kebohonganku aku pun ketahuan, dan entah mengapa kejadian ini masih diingat kedua kakakku dan selalu mereka gunakan untuk mengolok-olokku sampai sekarang. Yawn :3
2.       Kibulan saya yang kedua aku lakukan terhadap teman baikku Wilda Afisma dan kedua sepupuku Nur Khakimah dan Arina Rizqona. Yah dulu aku sering cerita-cerita kalau aku punya saudara yang super duper kaya, aku cerita kalau saudaraku itu  cantik, baik hati, punya banyak mobil, dan punya rumah bertingkat yang tingginya dapat mencapai awan. Well itu sesuatu yang sangat tidak mungkin bukan? Meski kurang yakin mereka percaya pada ceritaku atau tidak, setidaknya mereka selalu mendengarkan setiap ceritaku dengan seksama :’) by the way thanks sudah menjadi pendengar yang baik. Eh saat itu si wilda juga mencoba ngibulin aku deh kalau nggak salah. Dia cerita kalau di rumahnya itu ada ruang bawah tanah yang super megah kayak istana, ohooo :o
3.       Kibulan saya yang ketiga jatuh kepada bannyak teman sekelas saya sewaktu Madrasah Ibtidaiyah dulu. Aku dengan Pedenya sok-sokan bisa ngeramal nasib seseorang dengan membaca garis tangan. Kalau diingat-ingat lagi itu membuat saya geli dan ingin tertawa, hahahaha :D
4.       Kibulan saya yang keempat jatuh kepada korban yang tidak asing. Siapa lagi kalau bukan si Wilda, jadi waktu itu masih jaman-jamannya nama facebook yang alay  keren. Ada nama facebook yang make bahasa perancis gituh. Si wilda dengan polosnya nanya sama aku “sa, janvier itu artinya apa?” aku seenaknya menjawab “manis” si wilda langsung percaya aja meski tahu sahabatnya ini tukang boong, bahkan dia pernah menamai file di hapenya dengan nama “wilda Janvier” setelah beberapa bulan lamanya aku baru bilang arti sebenarnya janvier itu januari. And then reaksi wilda setelah aku mengaku jadi gemes-gemes sebel gitu :v
5.       Kibulan saya yang terakhir terjadi saat masa-masa baru lulus SMA. Jadi aku kan lagi iseng-iseng ngedit foto terus setelah jadi aku upload deh di Facebook. Entah mungkin editanku yang terlalu nyata atau bagaimana, saat ada yang tanya dimana aku berfoto dengan pose memegang payung itu aku asal menjawab saja “Di Studio Foto, itu Foto buat buku Tahunan” oke fix kali ini aku yakin mereka percaya-percaya saja :D tapi tahu nggak sih betapa aku merasa sangat berdosa tentang kibulanku yang satu ini. Apalagi saat moment hari raya idhul fitri sepupuku tanya, “mbak kok bajunya sama persis kayak yang ada di google sih” jederrr awalnya aku memutuskan untuk mengaku, tapi saat sepupuku yang lain membelaku dengan bilang “enggak kok, itu mbak asa beneran foto di studio, ya kan mbak?” aku tersenyum getir lalu langsung ngacir menghindari pembicaraan mereka.

Itulah kebohongan-kebohongan terbesarku selama ini, buat yang udah menjadi korban aku meminta maaf yang sebesar-sebesarnya. Sebenarnya aku nggak ada maksud buat bohongin kalian kok, suerr deh J