Apa yang ada di benak kalian ketika mendengar kata pacaran menjalin sebuah hubungan? Romantisme? hubungan saling ketergantungan? partnership? banyak lah ya, tiap orang pasti punya definisi sendiri sendiri.
Dulu
aku sendiri kayak punya standar untuk mutusin sepasang manusia
apakah bisa disebut sedang menjalin hubungan ke arah serius atau tidak.
Aku kira pasangan yang sedang menjalin sebuah hubungan itu haruslah sesuai dengan standar yang kuciptakan sendiri itu tadi. Nah setelah banyak melihat realitanya aku akhirnya tahu kalau gaya
pasangan dalam menjalin hubungan tuh beda-beda;
◼Ada
yang musti memiliki kejelasan status, ada pula yang memilih untuk
memiliki perasaan satu sama lain tapi tanpa ikatan status (jujur akupun masih
bingung dengan konsep ini
)
◼ada
yang bertingkah gila di depan pasangan berpenampilan apa adanya dengan
alasan biar pasangan tidak kaget setelah menikah, ada pula yang mau
berusaha untuk selalu tampil menarik di depan pasangannya, dandan, pake
baju cakep, jaga sikap dll karena punya prinsip "aku harus tampil
perfect di depan doi"
◼Ada yang musti saling ijin
kalau ngelakuin atau mutusin sesuatu, ada pula yang memberikan kuasa
penuh pada pasangannya untuk memilih sesuatu.
◼Ada yang saling mencemburui satu sama lain, ada pula yang membebaskan bermain dan bertemu dengan siapa saja.
◼Ada yang kemana mana jalan sendirian karena anaknya super mandiri, adapula yang kemana mana bareng karena ya biar ada bedanya aja gitu, masa iya punya pacar sama enggak punya pacar nggak ada bedanya.
◼Ada yang musti berkabar setiap hari lewat chat ataupun telephone, ada juga yang milih biat ngobrol pas ketemuan aja.
◼Ada
yang musti ketemuan setiap hari, atau setiap seminggu sekali, atau
setiap sebulan sekali musti jalan jalan ke suatu tempat. Ada pula yang
memilih untuk bertemu disaat ada yang ingin dibicarakan atau sedang
kangen kangennya saja.
◼Ada yang terang terangan
membagikan kisah bersama pasangan di sosmed, ada pula yang keep untuk
diri sendiri dan beberapa orang terdekat karena menganggap itu bagian
dari privasi.
◼Ada yang punya prinsip cowok harus
selalu yang bayarin, ada yang saling traktir, ada pula yang punya
prinsip selagi masih pacaran bayar sendiri sendiri.
◼Ada yang harus punya visi kedepannya harus bagaimana, ada yang jalanin aja dulu yang penting nyaman.
◼Ada
yang punya siklus salah paham↪ngambek↪membujuk yang
ngambek↪baikan↪romantis romantisan karena merasa siklus itu seru dan
dapat mempererat hubungan, ada pula yang "kalau ada yang ngganjel kasih
tahu aku ya biar nggak ada salah paham"
◼Ada yang mengekspresikan rasa sayang dengan kontak fisik, adapula yang pantang skinship sebelum halal.
◼Ada
yang memilih buat saling mengenal lebih lama sebelum menikah biar
hatinya mantap, adapula yang memilih untuk tidak berlama lama dan
memilih mengenal satu sama lain sesudah menikah saja.
◼Ada
yang memilih untuk mengenalkan dengan keluarga masing masing, ada pula
yang menundanya dan memilih nanti saja kalau sudah tunangan.
◼dan masih banyak lagi, males ngetiknya btw
Ya
intinya aku kayak staff marketing "ADA Supermarket" nggak sih guys? liatkan
berapa banyak aku nulis kata
ada?
|
yya udah sekalian kasih gambar biar total, pihak ada yang melihat tulisan ini harap memberi saya stock tissue selama setahun |
Hehe enggak ding ya intinya itu semua
gaya menjalin hubungan dan iya gaya menjalin hubungan tiap pasangan tuh
beda beda. Dulu aku masih suka
"ihh kamu kok sama dia gini sih, harusnya
gini lah blablabla" tiap dicurhati temen tentang percintaan mereka,
karena ya tentu aku punya prinsip sendiri kan tentang itu, jadi kalau
bertentangan dengan prinsip yang aku pegang ya jadi kesel aja dengernya
gitulho wkwkwk (emang anaknya gampang kesel). Untuk saat ini aku lagi
belajar buat nggak gampang heran sama gaya menjalin hubungan pasangan
yang mungkin sangat berbeda dengan standarku. Iyalah dipikir pikir
ngapain juga banding bandingin gaya pasangan satu dengan gaya pasangan
lainnya. Selagi pasangan tersebut happy dan tidak ada yang dirugikan ya
kita tak perlu repot repot untuk memaksakan standar yang kita punya ke
standar pasangan tersebut. Jujur setelah megang konsep kalau seperti ini
jadi nggak gampang iri melihat keuwuan sepasang kekasih dan jadi tidak
mudah terobsesi buat menyaingi apalagi ngalahin pasangan lain,
hell no,
buat apasih? gapenting.
Lalu bagaimana kalau misal kamu beda prinsip dengan pasanganmu? Cuma ada dua pilihan sih:
1. Setuju untuk saling tidak setuju (lanjut dengan prinsip masing masing dan saling memaklumi walaupun tidak saling memahami)
2. Tidak setuju untuk saling tidak setuju (biasanya berakhir tidak lanjut)
ya udah terimaksih sudah mamlir untuk membaca bualanku tentang ini, semoga tidak ada yang tersinggung karena sama sekali tidak bermaksud menyinggung. Tulisan ini tidak usah diambil pusing, karena yang nulis aja pengalamannya masih masih nol, hahahh